Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, Indonesia
Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, Indonesia
25Nov2024

Nopo Sampun Ngertos?

Nopo Sampun Ngertos

Dalam bahasa Sanskerta, kata Guru memiliki arti yang mendalam dan penuh makna. Secara harfiah, Guru terdiri dari dua suku kata, yaitu “Gu” yang berarti kegelapan dan “Ru” yang berarti menghilangkan atau melenyapkan. Maka, Guru secara simbolis dimaknai sebagai sosok yang mampu menghilangkan kegelapan atau ketidaktahuan, membawa seseorang menuju cahaya pengetahuan dan pencerahan.

Dalam kehidupan sehari-hari, peran seorang Guru bukan hanya terbatas pada institusi pendidikan, tetapi juga dalam bimbingan moral, spiritual, dan sosial. Sosok Guru hadir di berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam wujud orang tua, sahabat, atau bahkan pengalaman hidup itu sendiri. Mereka menjadi cerminan kebijaksanaan yang membimbing manusia untuk memahami nilai-nilai luhur dan kebijaksanaan yang lebih dalam.

Namun, di balik sosok seorang Guru, ada satu pertanyaan mendasar yang patut direnungkan: Nopo Sampun Ngertos? Apakah kita telah memahami dengan benar hakikat seorang Guru? Apakah kita telah menghayati setiap pelajaran dan bimbingan yang diberikan?

Dalam konteks modern, banyak yang menganggap peran Guru hanya sebatas pemberi ilmu akademik. Padahal, hakikat Guru melampaui sekadar transfer pengetahuan. Ia adalah pemandu jiwa, penyuluh dalam kegelapan, dan pembangun pondasi moral dalam kehidupan. Guru mengajarkan kita untuk tidak hanya memahami apa yang ada di dunia, tetapi juga mengenali diri kita sendiri.

Nopo Sampun Ngertos? Kalimat ini mengingatkan kita untuk merenungkan kembali sejauh mana kita menghormati dan menghargai peran Guru. Mengerti tidak hanya berarti mengetahui, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan, serta menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Dalam filsafat Sansekerta, ada penghormatan khusus terhadap Guru yang disebut Guru Vandana—sebuah sikap penghormatan terhadap kebijaksanaan yang mereka wakili. Sebagai murid, kita diajak untuk selalu rendah hati, terbuka, dan penuh rasa syukur atas bimbingan yang diberikan.

Akhirnya, merenungkan makna Nopo Sampun Ngertos membawa kita pada kesadaran bahwa pemahaman sejati tidak hanya terletak pada akumulasi pengetahuan, tetapi juga pada penerapan kebijaksanaan dalam setiap tindakan. Sosok Guru tidak hanya hadir di depan kelas, tetapi ada di setiap sudut kehidupan, menunggu untuk dikenali dan dihargai.

Maka, tanyakanlah pada diri sendiri: Nopo Sampun Ngertos? Jika belum, maka mari kita terus belajar, menghormati, dan menghayati kebijaksanaan yang diberikan oleh para Guru dalam segala bentuknya.

Dibaca 76x
Lainnya