Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon bersama lingkar komunitas-komunitas pelaku kesenian, mensosialisasikan kesenian utamanya kearifan lokal setempat, sebagai perwujudan kepada publik, bahwa nyala api kesenian lokal masih ada dan sangat butuh dijaga dan dirawat agar lestari. Sehingga kelak masih dapat terus dinikmati oleh generasi-generasi yang datang pada rentang waktu masa depan.
.
Mengapa melalui jalur kesenian yang dipilih?
.
Alasannya, sebab dari kesenian yang termasuk punya emosional kuat dengan Kejiwaan Manusia. Melalui seni, sangat mudah memantik ekspresi-ekspresi natural dari setiap diri manusia. Disadari atau tidak, manusia akan sangat otentik jika bersentuhan dengan seni, tegese; menjadi lebih ekspresif dan apa adanya.
.
Dan melalui kesenianlah, manusia menjadi merasa bebas untuk jujur dan berani mengungkap segala keresahannya. Entah dari kebobrokan moral, timpangnya keadilan dan kesejahteraan, monopoli kekuasaan hingga kebusukan oknum-oknum yang tampil sok suci.
.
Maka bisa disimpulkan bahwa berkesenian adalah upaya ‘gugur gunung tandhang gawe’ alias bekerja langsung melintasi berbagai lapisan masyarakat, guna memantik segala potensinya agar menjadi manusia yang lebih berdaulat.
.
Nah sebagai penutup, penulis jadi ingat pesan dari seorang Filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche. Bahwa ” Mereka yang menari disangka gila oleh mereka yang tak bisa mendengar musik. Jangan berhenti bersinar hanya karena ada beberapa yang tidak dapat melihat cahaya.”
.
Wallohu a’lam.