Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, Indonesia
Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, Indonesia
08Mar2024

Wayang Kulit Ki Anom Suroto

Wayang Kulit Ki Anom Suroto: Warisan Budaya yang Lestari

Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2003. Di antara banyak dalang wayang kulit yang berbakat, Ki Anom Suroto adalah sosok yang sangat dihormati dan berpengaruh.

Kehidupan dan Karier

Ki Anom Suroto lahir pada tanggal 10 Oktober 1948 di Desa Jetis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Ia merupakan generasi ke-11 dari keluarga dalang yang terkenal. Sejak kecil, Suroto sudah akrab dengan dunia pewayangan dan mulai belajar memainkan wayang kulit pada usia 10 tahun.

Pada tahun 1972, Suroto mendirikan kelompok wayang kulit "Ganesha" yang bermarkas di Surabaya. Kelompok ini menjadi sangat populer dan sering tampil di berbagai acara, baik di dalam maupun luar negeri. Suroto juga aktif dalam melestarikan dan mengembangkan seni wayang kulit melalui berbagai kegiatan, seperti mengadakan pelatihan, seminar, dan pameran.

Ciri Khas Pergelaran

Pergelaran wayang kulit Ki Anom Suroto memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dari dalang lainnya. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan bahasa Jawa yang halus dan puitis. Suroto juga dikenal dengan kemampuannya dalam mengolah suara dan menciptakan suasana yang dramatis dalam setiap pertunjukannya.

Selain itu, Suroto sering memasukkan unsur-unsur modern dalam pergelarannya, seperti penggunaan efek suara dan pencahayaan yang canggih. Hal ini dilakukan untuk membuat pertunjukan wayang kulit lebih menarik dan relevan dengan perkembangan zaman.

Penghargaan dan Pengakuan

Sepanjang kariernya, Ki Anom Suroto telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan atas dedikasinya dalam melestarikan dan mengembangkan seni wayang kulit. Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya antara lain:

  • Penghargaan Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1993)
  • Penghargaan Anugerah Kebudayaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2004)
  • Penghargaan Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO (2008)

Warisan Budaya

Ki Anom Suroto telah meninggalkan warisan budaya yang sangat berharga bagi Indonesia. Ia telah berhasil melestarikan dan mengembangkan seni wayang kulit, sehingga kesenian ini tetap hidup dan dicintai oleh masyarakat.

Selain itu, Suroto juga telah menginspirasi banyak generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan seni wayang kulit. Ia telah menjadi sosok panutan bagi para dalang muda dan telah berkontribusi besar dalam menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia.

FAQ Unik

  1. Apakah Ki Anom Suroto pernah tampil di luar negeri?
    Ya, Suroto telah tampil di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

  2. Apa jenis wayang yang paling sering dimainkan oleh Ki Anom Suroto?
    Wayang purwa, yaitu wayang yang menceritakan kisah-kisah dari epos Mahabharata dan Ramayana.

  3. Apakah Ki Anom Suroto pernah membuat wayang sendiri?
    Ya, Suroto adalah seorang seniman yang terampil dan membuat wayang kulitnya sendiri.

  4. Apa pesan yang ingin disampaikan oleh Ki Anom Suroto melalui pergelaran wayangnya?
    Suroto ingin menyampaikan pesan moral, budaya, dan sejarah melalui pergelaran wayangnya.

  5. Bagaimana cara melestarikan seni wayang kulit menurut Ki Anom Suroto?
    Menurut Suroto, seni wayang kulit dapat dilestarikan dengan cara terus menampilkannya, mengajarkannya kepada generasi muda, dan mendukung para dalang muda.

Dibaca 92x
Lainnya

0 Komentar

Tinggalkan Komentar