Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, Indonesia
Padepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, IndonesiaPadepokan Tapakwangu Kedung Pengilon Kec Pangkah Kabupaten Tegal, Slawi, Indonesia
10Nov2022

peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022

Spirit peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022 adalah Semangat kepahlawanan dalam mengawal eksistensi Kebudayaan.
mengapa semangat kepahlawanan perlu diteguhkan kembali di dalam diri kita? Sebab saat ini, melihat catatan di lapangan pelunturan budaya ada di titik mengkhawatirkan. Nahasnya justru anak bangsanya sendiri yang turut ambil andil dalam percepatan itu.

Padahal, Budaya merupakan bagian terpenting bagi identitas kehidupan sebuah bangsa. Sebab, bagaimana sebuah bangsa akan mudah dikenali bahkan dihargai, jika bukan dari eratnya keteguhan ngugemi budayanya.

Lantas tugas kita saat ini mengobarkan kembali semangat juang para pejuang dengan meniti langkah perjuangan yang salahsatunya, melului jalur budaya. Perjuangan yang pada praktiknya tidak hanya sebatas angkat senjata. Namun sangatlah luas konteknya. Apalagi di era digital seperti saat ini, Kemajuan teknologi yang sangat cepat tidak hanya memberikan kemajuan, inovasi, dan berbagai kemudahan, tetapi juga melahirkan berbagai persoalan besar yang tidak terpikirkan sebelumnya. fenomena terjangan `banjir bandang` budaya asing siap menderas.
.
Belum lagi generasi sekarang yang telah menghargamatikan pemujaan mereka kepada tokoh-tokoh luar yang telah terbalut emosi keagamaan. sikap tersebut memang tidak salah selama sikap mengidolakan para tokoh tersebut tidak disertai sikap fanatik yang berlebihan.
.
Maka dari itu, Jalur budaya yang ditempuh sebagai Mempertahankan jatidiri kebangsaan adalah dengan membukakan kembali ingatan-ingatan khalayak akan tinggalan leluhur yg pekat ditabiri oleh ilusi-ilusi kemodernan dan dogma-dogma kesesatan, musyrik hingga kafir.
.
Tujuan Mmbukakan ingatan adalah mensilaturahmikan kembali gerak laju emosinya, muatan hatinya, dan greget chemysterinya hingga puncaknya bisa melahirkan rasa percaya diri, mengikis sikap inferior (merasa rendah, insecure atau minder yang menjadikan alasan utama ingkar terhadap budayanya.
.
Nah disini nampaklah jelas tugas kita, para pejalan budaya selaku menjadi benteng2 kebudayaan untuk terus berjuang membentengi dan sekaligus mempertahankan hasil perjuangan para leluhur.
.
Dengan langkah sekecil apapun, tetap akan punya nilai dan sumbangsih pada kelestarian budaya. Maka dari itu, dengan niat nguri2, kami berikhtiar dalam siklus mingguan mengadakan bursa edukasi tosan aji,yang pada praktiknya slalu menekankan hubbul wathon minal iman. Detailnya, bahwa yang terkandung di dalam wathon salahsatunya adalah budaya. Dan hadist tersebut kronologinya adalah sebuah peristiwa kebudayaan, yang mana, Nabi sebelum sampai di redaksi kalimat hubbul wathon, lebih dulu nabi memproklamirkan diri di depan publik, bahwa;
“uhibbul arob, litsalatsin, -yang salah satunya- karena aku orang Arab.” (Al hadist)
.
maka bisa ditarik kesimpulan, bahwa ‘mencintai budaya termasuk keimanan’ merupakan sebuah anjuran dari Kanjeng Nabi. Sebab di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Semisal kita orang jawa, aja nganti ilang jawane, kita kudu eling asale, eling baline, inna lillahi wainna ilaihi roji’un. Demikian dalam al qur an. Supaya jangan sampi kita menjadi manusia yg sungsang. Tegese, hidup di bumi pertiwi namun hidup menganut budaya orang asing.

Wallohu a’lam.

Dibaca 147x
Lainnya