Pesona Pesta Rakyat Sekaten di Yogyakarta
Sekaten merupakan salah satu pesta rakyat yang paling dinanti-nantikan oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Pesta ini diselenggarakan setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten berasal dari kata “syahadatain”, yaitu dua kalimat syahadat yang diucapkan oleh umat Islam.
Sejarah Sekaten
Tradisi Sekaten pertama kali diperkenalkan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada tahun 1641 M. Saat itu, Sultan Agung ingin mempersatukan rakyatnya yang terdiri dari berbagai agama dan kepercayaan. Sekaten menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran Islam sekaligus mempererat hubungan antarumat beragama.
Perayaan Sekaten
Perayaan Sekaten berlangsung selama 36 hari, dimulai dari tanggal 5 Mulud hingga 12 Rabiul Awal dalam kalender Jawa. Acara utama Sekaten adalah Grebeg Mulud, yaitu kirab gunungan hasil bumi yang diarak dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Agung .
Gunungan hasil bumi tersebut terdiri dari berbagai macam buah-buahan, sayuran, dan kue-kue tradisional. Gunungan ini melambangkan rasa syukur masyarakat atas limpahan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa.
Selain Grebeg Mulud, perayaan Sekaten juga dimeriahkan dengan berbagai acara lainnya, seperti:
- Kenduri Agung: Upacara makan bersama yang dihadiri oleh Sultan dan seluruh kerabat keraton.
- Wayang Kulit: Pertunjukan wayang kulit yang menceritakan kisah-kisah kepahlawanan dan ajaran agama.
- Pasar Malam: Pasar yang menjual berbagai makanan, minuman, dan kerajinan tradisional.
- Pameran Keris: Pameran yang menampilkan koleksi keris milik keraton dan masyarakat umum.
- Festival Musik: Pertunjukan musik tradisional dan modern yang menghibur pengunjung.
Pesona Sekaten
Pesta Rakyat Sekaten memiliki pesona tersendiri yang menarik wisatawan dari berbagai penjuru negeri. Berikut adalah beberapa pesona Sekaten:
- Budaya yang Kaya: Sekaten menampilkan kekayaan budaya Yogyakarta, mulai dari tradisi, kesenian, hingga kuliner.
- Sarana Edukasi: Perayaan Sekaten menjadi sarana edukasi tentang sejarah, budaya, dan ajaran agama Islam.
- Pemersatu Masyarakat: Sekaten menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antarumat beragama.
- Atraksi Wisata: Berbagai acara yang digelar selama Sekaten menjadi atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan.
- Nilai Religius: Sekaten memiliki nilai religius yang tinggi, yaitu untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan menyebarkan ajaran Islam.
Pelestarian Sekaten
Pesta Rakyat Sekaten merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Pemerintah Daerah Yogyakarta dan masyarakat setempat terus berupaya untuk menjaga kelestarian tradisi ini. Beberapa upaya pelestarian yang dilakukan antara lain:
- Dokumentasi: Mendokumentasikan sejarah, tradisi, dan acara-acara Sekaten.
- Pendidikan: Menanamkan nilai-nilai Sekaten kepada generasi muda melalui pendidikan formal dan nonformal.
- Revitalisasi: Mengembangkan dan memperbarui acara-acara Sekaten agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
- Promosi: Mempromosikan Sekaten sebagai atraksi wisata dan warisan budaya yang berharga.
Kesimpulan
Pesta Rakyat Sekaten di Yogyakarta merupakan perayaan yang sarat akan nilai budaya, edukasi, dan religi. Pesona Sekaten yang unik dan menarik menjadikannya salah satu atraksi wisata yang wajib dikunjungi. Pelestarian Sekaten sangat penting untuk menjaga warisan budaya dan memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Pesona Pesta Rakyat Sekaten: Perayaan Budaya yang Mengakar di Yogyakarta
Pesta Rakyat Sekaten merupakan perayaan budaya yang telah mengakar di Yogyakarta selama berabad-abad. Acara ini diselenggarakan setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan menjadi salah satu atraksi wisata yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.
Asal-usul dan Sejarah
Sekaten berasal dari kata “syahadatain”, yang berarti dua kalimat syahadat. Perayaan ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-16 sebagai cara untuk menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Pada masa itu, Sekaten dirayakan dengan mengumandangkan gamelan selama tujuh hari tujuh malam di halaman Masjid Agung Yogyakarta.
Tradisi dan Ritual
Tradisi Sekaten telah mengalami perkembangan seiring waktu, namun beberapa ritual utama tetap dipertahankan. Salah satu ritual yang paling penting adalah Grebeg Maulud, yaitu pembagian nasi gurih dan lauk-pauk yang dilakukan pada hari ke-12 setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sebelum Grebeg Maulud, diadakan upacara Miyos Gongso, yaitu mengeluarkan dua buah gamelan pusaka, yaitu Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, dari Keraton Yogyakarta. Gamelan ini kemudian diarak keliling kota dan ditempatkan di Pagelaran Keraton untuk dimainkan selama sebulan penuh.
Atraksi dan Kesenian
Selain ritual keagamaan, Pesta Rakyat Sekaten juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi dan kesenian tradisional. Di Alun-Alun Utara dan Selatan Keraton Yogyakarta, digelar pasar malam yang menjual berbagai makanan, kerajinan tangan, dan mainan tradisional.
Pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan wayang kulit, tari tradisional, dan musik gamelan yang digelar di panggung-panggung yang disediakan. Kesenian-kesenian ini menjadi bagian integral dari perayaan Sekaten dan menambah semarak suasana.
Nilai Budaya dan Sosial
Pesta Rakyat Sekaten tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sosial yang tinggi. Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antar masyarakat. Selain itu, Sekaten juga berperan dalam melestarikan tradisi dan kesenian Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Kesimpulan
Pesta Rakyat Sekaten merupakan perayaan budaya yang kaya akan tradisi, ritual, dan atraksi. Acara ini menjadi simbol identitas budaya Yogyakarta dan menjadi daya tarik wisata yang unik bagi pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Sekaten terus dirayakan hingga saat ini sebagai warisan budaya yang berharga dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
FAQ Unik
- Mengapa gamelan dimainkan selama sebulan penuh?
- Gamelan dimainkan selama sebulan penuh untuk mengiringi doa dan zikir yang dipanjatkan selama perayaan Sekaten.
- Apa arti dari nasi gurih yang dibagikan saat Grebeg Maulud?
- Nasi gurih melambangkan keberkahan dan rezeki yang dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
- Mengapa gamelan pusaka dikeluarkan dari Keraton?
- Gamelan pusaka dikeluarkan dari Keraton sebagai simbol bahwa perayaan Sekaten telah dimulai dan menjadi tanda dimulainya prosesi Grebeg Maulud.
- Apa makna dari pasar malam yang digelar saat Sekaten?
- Pasar malam menjadi tempat masyarakat berkumpul, berinteraksi, dan menikmati berbagai kuliner dan hiburan tradisional.
- Bagaimana cara berpartisipasi dalam perayaan Sekaten?
- Masyarakat dapat berpartisipasi dalam perayaan Sekaten dengan menghadiri acara keagamaan, mengunjungi pasar malam, dan menikmati berbagai atraksi dan kesenian yang disajikan.
YAYASAN PADEPOKAN TAPAKWANGU KEDUNG PENGILON
Dibaca 85x
Tinggalkan Komentar